Oleh: Dr. Kurniawan Sigit Wicaksono, SP., MSc.
Desa Ngasem, 12 Juli 2024 – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) kelompok Desa Ngasem, Kecamatan Ngajum, Kabupaten Malang dari Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya (FP UB) melaksanakan kegiatan pemberdayaan masyarakat di Desa Ngasem melalui pelatihan pembuatan kompos. Pelatihan ini bertujuan untuk memanfaatkan berbagai bahan sisa seperti kotoran kambing, Jerami, dan blotong yang melimpah di desa tersebut. Kegiatan ini diadakan pada tanggal 12 Juli 2024 dengan dosen pembimbing KKN Desa Ngasem oleh Dr. Kurniawan Sigit W., SP.,MSc. dan Dr. Darmawan Saptadi, SP.,MP. Dalam koordinasi awal dengan mahasiwa KKN, dosen pembimbing menyampaikan bahwa pembuatan pupuk kompos harus menyesuaikan ketersediaan bahan local setempat yang melimpah. Hal ini penting agar biaya pembuatan pupuk kompos menjadi murah dan terjangkau masyarakat setempat karena pupuk kompos ini sifatnya adalah pemanfaatn limbah organic.
Kegiatan dibuka oleh Kepala Desa Ngasem dan turut dihadiri oleh petugas dari Balai Penyuluhan Pertanian (BPP). Pelatihan ini diikuti oleh petani (anggota kelompok tani) dan warga Desa Ngasem yang antusias untuk belajar cara memanfaatkan limbah organik menjadi pupuk kompos. Dalam pelatihan ini, para peserta diajarkan teknik-teknik pembuatan kompos yang efektif dan efisien, dengan tujuan untuk mengembalikan kesuburan tanah dan mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia. Bahan pembuatan kompos selain limbah organic, juga ditambahkan bahan lain sperti cangkang telur, molase, dan EM 4 sebagai starter.
Dalam kesempatan ini mahasiswa KKN FP UB menyampaikan bahwa penggunaan kompos dari bahan-bahan organik ini dapat memberikan banyak manfaat bagi tanah dan tanaman. “Kompos dari kotoran kambing, blotong, cangkang telur, dan molase sangat baik untuk meningkatkan kesuburan tanah dan menyediakan nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman. Selain itu, ini juga merupakan cara yang ramah lingkungan untuk mengelola limbah organik,” ujarnya.
Selain itu, petugas dari BPP juga menambahkan bahwa pelatihan ini juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pertanian berkelanjutan. “Dengan memanfaatkan bahan-bahan organik yang melimpah di sekitar kita, kita bisa mengurangi penggunaan pupuk kimia yang berpotensi merusak lingkungan. Ini adalah langkah kecil namun penting untuk pertanian yang lebih berkelanjutan,” jelasnya.
Selama pelatihan, peserta diajak untuk langsung mempraktikkan cara pembuatan kompos dari bahan-bahan yang telah disediakan. Mereka belajar cara mencampur kotoran kambing, blotong, cangkang telur yang dihancurkan, dan molase serta EM 4 dengan proporsi yang tepat. Proses fermentasi dan cara penerapan kompos di lahan pertanian juga dijelaskan secara rinci.
Salah satu peserta pelatihan, petani setempat mengungkapkan rasa syukurnya atas pelatihan ini. “Saya sangat berterima kasih kepada mahasiswa dan dosen dari UB yang sudah memberikan pelatihan ini. Sekarang saya bisa membuat pupuk sendiri dari bahan-bahan yang ada di sekitar saya. Semoga hasil panen kami bisa lebih baik dan tanah kami lebih subur,” katanya.
Kegiatan KKN ini merupakan bagian dari upaya Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya untuk berkontribusi dalam pemberdayaan masyarakat dan pembangunan pertanian yang berkelanjutan. Dengan adanya pelatihan seperti ini, diharapkan masyarakat Desa Ngasem dapat lebih mandiri dalam mengelola pertanian mereka dan mendapatkan hasil yang lebih baik tanpa tergantung pada pupuk kimia.

Gambar 1. Pembukaan pelaksanaan program kerja KKN FP UB berupa pelatihan pembutan kompos oleh Kepala Desa Ngasem

Gambar 2. Pelatihan pembutan kompos oleh mahasiswa KKN FPUB berupa pencampuran bahan-bahan kompos meliputi Jerami, kotoran kambinig, blotong, molase, dan cangkang telur.

Gambar 3. Penyerahan hasil pembuatan kompos (dalam bentuk kompos bag) kepada petani Desa Ngasem, Kecamatan Ngajum, kabupaten Malang